Feature news

Dampak Negatif Beli Mobil bekas Taksi, Rental atau Angkot

Menjamurnya rental mobil ilegal saat ini membuat jual beli mobil bekas harus ekstra hati-hati, karena jika tidak hati-hati bisa-bisa kita membeli mobil bekas taksi atau rental atau angkot.
Apa sih buruknya mobil bekas rental/ taksi/ angkot?
Yang pasti usia pakai mobil tersebut sudah habis atau mendekati habis, karena jika usia pakai masih panjang tidak mungkin pemilik mobil menjualnya.
Berapa km atau berapa tahun sebenarnya usia mobil? di Indonesia umumnya mobil dikatakan sudah tidak layak pakai jika usianya lebih dari 15 tahun atau lebih, meskipun pada dasarnya mobil masih bisa dipakai hingga 30 tahun akan tetapi sudah tidak enak. Jika dengan patokan km maka mobil dikatakan tidak layak pakai jika sudah menyentuh 200 ribu km atau lebih, meskipun mobil masih bisa dipakai hingga 400 ribu km tapi juga sudah tidak nyaman dipakai.
Pihak perusahaan/ produsen mobil semacam Honda/ Toyota/ Nissan biasanya memberi garansi sampai 100 ribu km (maksimal), normalnya garansi sampai 50 ribu km. Nah kita ambil yang ekstrim misalnya 100 ribu km, perusahaan sudah benar-benar tidak mau dan tidak bisa memperpanjang garansi lebih dari 100 ribu km, hal ini dilakukan karena produsen otomotif tahu bahwa pada km tersebut mobil sudah sering rusak.
Nah bagaimana dengan mobil rental? saat ini banyak nih mobil rental ilegal (berpelat hitam) dan saat membeli atas nama perseorangan. Mobil-mobil rental ini biasanya berjenis Low MPV seperti Avanza, Ertiga, Mobilio, dll kebanyakan sih avanza dan xenia karena rivalnya baru sekitar 2-3 tahun ini muncul (ertiga, mobilio, dll).
Mobil rental biasanya dijual saat kilometer sudah mencapai hampir 300 ribu km, nah pada kilometer sejauh ini maka komponen-komponen mobil sudah banyak yang aus misalnya silinder, gardan, transmisi, dll. Memang mobil masih bisa berjalan akan tetapi sudah tidak enak dan sebentar lagi akan rusak.
Mobil bekas taksi biasanya dijual jika kilometer menyentuh 300-400 ribu km (hampir sama dengan mobil rental), meskipun mobil masih terlihat baru modelnya akan tetapi sebenarnya mobil bekas taksi ini benar-benar sudah dipakai maksimal. Biasanya mobil taksi sehari menempuh perjalanan 200 km, sebulan 6000 km dan setahun sekitar 70 ribu km (sudah dipotong libur), dalam 4 tahun saja km sudah mencapai 280 ribu km sudah siap-siap dijual.
Yang perlu diingat adalah bahwa para pebisnis mobil (pemilik taksi, rental, angkot) bukanlah orang yang tidak tahu masalah umur mobil (mereka cukup pintar dan sangat tahu). Mereka tahu jika mobil akan rusak dan jika dipaksakan mempertahankannya maka biaya perawatan akan sangat besar dibanding sebelumnya
Untuk mobil bekas angkot malah parah karena selain dipakai lebih keras tiap harinya pemilik angkot juga jarang yang menyervice mobil dengan baik tepat waktu di bengkel resmi sehingga kondisinya selain km panjang juga banyak part yang aus karena tidak diganti selama berpuluh tahun
Resiko jika membeli mobil bekas rental/ angkot/ taksi
* Usia mobil sudah habis, sama dengan manusia jika sudah usia 70 tahun maka hidupnya sudah tidak lama lagi jika dibanding yang muda, dan saat usia tersebut manusia juga sering sakit-sakitan sama dengan mobil tua yang kehabisan usia pakai sering rusak
* Harus mengganti banyak sekalo komponen
Mobil memiliki banyak sekali komponen mulai bagian body, mesin, interior, fitur/ ornamen interior/ eksterior, sistem transmisi, sistem penggerak, sistem pengapian, sistem pasokan bahan bakar, sistem suspensi dan lain sebagainya.
Nah pada sistem-sistem tersebut banyak sekali komponen yang terlibat misalnya sistem transmisi ada gearbox, sistem penggerak ada gardan, pasokan bbm ada karburator, pompa bbm, dan lain sebagainya...yang mana semuanya memiliki umur pakai yang terbatas (tidak selama-lamanya) biasanya disesuaikan dengan umur mobil.
Nah bayangkan jika pecinta otomotif membeli mobil yang komponen-komponennya sudah aus dan minta diganti, berapa banyak yang harus diganti?? berikut artikel tentang kerusakan mobil berdasarkan usia mobil
Tiap-tiap mobil berbeda-beda kemampuan atau umur pakainya, misalnya untuk mobil kelas bawah (misal Brio) umur pakainya akan lebih pendek daipada mobil kelas menengah (misal CR-V). Untuk mobil dengan usia diatas 5 tahun maka umur mobil juga tergantung perawatan sebelumnya dan pemakaian sebelumnya, misal jika mobil dipakai oleh seorang yang menyayangi mobil akan berbeda kondisinya dengan dipakai orang yang hanya memakai tanpa merawatnya.
Harga mobil bekas taksi atau rental
Harga jual mobil bekas taksi biasanya turun dari 30% sampai 50% harga normal, jadi jika harga normal mobil bekas keluaran 2011 adalah 150 juta maka untuk mobil bekas taksi sekitar 75 juta sampai 105 juta.
jenis mobil yang sering dipakai travel/ rental ilegal
Lumayan murah dan menggiurkan bukan? akan tetapi yah gitu deh kekurangannya sudah dijelaskan di atas, jika mau ambil resiko ya gak papa...tapi lebih baik membeli dari orang saja, sukur-sukur jika untuk keluaran tahun 2011 km masih sekitar 50 ribu km atau lebih kecil.
Standarnya per tahun mobil berjalan 15 ribu km, jadi jika 5 tahun maka km menunjukkan angka 75 ribu km, jika angka km masih dibawah 75 ribu km artinya umur pakai mobil masih lama. jika sudah mencapai 100 ribu km artinya mobil kelelahan dan lebih tua dari usianya
Nah untuk mengecek keaslian km (jarak tempuh mobil) bisa dilakukan di bengkel resmi mobil, biasanya ada biaya jasa pengecekan km tapi tidak mahal (biaya ini bisa ditanggung pembeli atau dibagi dua tergantung kesepakatan).
Berikut adalah cara membedakan mobil tersebut bekas taksi/ travel atau dipakai sendiri
Learn more »

Tips Cek serta Ganti Oli Mobil

Oli pada mesin mobil adalah salah satu cairan penting yang fungsinya melindungi untuk komponen-komponen mesin saat mobil bergerak. Tak hanya melindungi dari gesekan antar komponen, oli mesin juga berfungsi melarutkan kotoran dalam mesin (pembersih), mencegah reaksi kimia akibat panas mesin, melindungi dari korosi/ oksidasi dan juga berfungsi sebagai pendingin mesin.
Yang pertama harus diingat saat akan melihat volume dan kualitas oli dalam mesin adalah:
1. Volume oli, masing-masing mobil berbeda biasanya volume oli tergantung kapasitas mesin mobil (makin besar mesin maka volume oli makin besar), untuk mobil dengan kapasitas 1000-1200 cc biasanya 3,5 liter. Untuk mengetahui secara pasti berapa volume oli mesin bisa dilihat di buku manual masing-masing mobil, (ini berguna saat pecinta otomotif akan membeli oli, berapa banyaknya)
2. Viskositas oli (SAE), pecinta otomotif juga harus mengetahui dengan pasti berapa viskositas oli atau kekentalan oli. mobil keluaran terbaru biasanya memakai oli yang lebih encer misalnya 0W-20 atau 5W-30 atau 10W-40, sedangkan mobil lawas biasanya memakai oli yang lebih kental misal 20W-50.
Viskositas dan kualitas oli ini sangat penting dipastikan, karena kesalahan dalam mengisi oli yang tidak sesuai spesifikasi bisa fatal akibatnya...paling ringan tarikan mobil menjadi berat, kasus lebih berat fungsi oli (melumasi, mendingnkan, dll) bisa gagal
3. Kualitas dan Warna oli dalam mesin
Saat mengecek oli mesin dengan mencabut dipstick kita bisa mengetahui kuantitasnya dan juga kualitasnya, sebagai pedoman adalah simbol huruf F pada dipstick sebaiknya oli menyetuh huruf F tersebut yang menandakan volume oli dalam mesin cukup, jika terlalu jauh dari simbol F tersebut pecinta otomotif bisa menambahkan oli (biasanya jika kita membeli oli 4 liter diisikan 3,5 liter maka ada sisa 0,5 liter yang bisa ditambahkan saat oli mesin berkurang).
Cara mengecek oli mesin apakah masih bagus atau tidak
1. Panaskan mesin mobil kira-kira 5 menit, matikan dan lalu tunggu/ diamkan selama 5 menit
2. Cabut dipstick yang ada pada mesin mobil, dipstick ini digunakan untuk melihat volume oli dalam mesin dan melihat secara fisik kondisi oli dalam mesin
3. Analisa oli berdasarkan kekentalannya, warnanya, volumenya (untuk volumenya bisa dilihat paragraf di atas).
4. Kembalika dipstick ke tempatnya (tutup kembali)
Melihat kualitas oli dari warnanya dan tekstur saat mencabut dipstick:
- oli berwarna kekuningan seperti saat membeli dulu: ini artinya kualitas oli masih baik, tidak perlu diganti
- oli berwarna hitam (pekat): kualitas oli sudah buruk kehilangan fungsi lumbrikasi, dll. pada kondisi oli seperti ini bisa diganti
- oli berwarna keputihan/ coklat putih: ini menandakan oli bercampur dengan air, jika mengalami kondisi oli coklat putih ini sebaiknya oli segera diganti dan memeriksakan ke bengkel agar di cek apakah mesin bermasalah (biasanya ada yang kurang beres)
- coba sentuh dengan jari telunjuk dan raba apakah oli masih cukup kental, lalu rasakan pula apakah oli masih halus atau sudah kasar (kasar yang dimaksud seperti ada rasa ngeres serpihan logam atau kotoran yang tercampur dalam oli)
Waktu penggantian oli mesin mobil
Oli mobil juga harus diganti tiap beberapa ribu Km, biasanya untuk mobil lama keluaran 90 an kebawah penggantian oli disarankan tiap 5 ribu km akan tetapi untuk mobil keluaran 2000 ke atas atau 90 an keatas misalnya tahun 2005 atau bahkan 2015 pengantian oli mesin bisa sampai 10 ribu km.
Mengapa berbeda? pada tahun-tahun jadul memang teknologi pembuatan oli masih kurang begitu bagus dan masih cenderung ke oli mineral, akan tetapi beberapa tahun terakhir (10-15 tahun ini) teknologi pembuatan oli lebih maju dan rata-rata memakai oli sintetik yang lebih stabil dan tahan lama dari oli mineral.
Saran
Jika belum paham atau masih ragu-ragu tentang merk oli yang dipakai, spesifikasi oli yang dipakai dan berapa harganya; pecinta otomotif bisa sekali-kali mengganti oli mobil di dealer resmi mobil misalnya mobil Kijang diganti di dealer Toyota, mobil Espass diganti di dealer Daihatsu. Nanti saat pecinta otomotif mengganti oli sekalian bisa tanya-tanya pada admin dealer atau teknisi dealer: Oli apa yang dipakai (merk dan SAE berapa), kemudian harganya berapa dan juga volume persisnya. Selanjutnya jika sudah mengetahui dengan benar, pecinta otomotif bisa mengisi di tempat lain dengan tenang dan tanpa takut salah.
Oh iya bro, saat ini banyak oli palsu terutama di bengkel-bengkel tidak resmi (sangat berbahaya oli palsu ini sangat merusak mesin)... berikut adalah cara membedakan oli palsu dan oli asli
Learn more »

Penyebab Mobil tidak Kuat di Tanjakan

Sebagai pemilik mobil kadang-kadang kita merasa mobil kita agak tidak kuat menanjak, padahal semua normal (mesin, transmisi, kampas dll) sedangkan mobil lain kuat-kuat saja menanjak? apanya yang salah....
Sebenarnya banyak hal yang menjadi penyebabnya mulai kondisi mesin sampai kondisi roda, tidak percaya? mari cermati faktornya dibawah:
1. Ban Terlalu Besar
Banyak pecinta otomotif yang tidak menyadari bahwa ban besar (diamaternya besar) ternyata membuat mobil menjadi lebih berat saat menanjak, memang ban besar terlihat lebih gagah dan meningkatkan kecepatan maksimum mobil akan tetapi masalah akselerasi dan jalan tanjakan ternyata memberatkan
Untuk mobil berukuran kecil dan sedang maka ukuran velg yang enteng untuk tanjakan adalah 13 dan 14 inch dengan ukuran ban 185/70 sampai 185/60, meskipun ban kecil tangguh dalam menanjak akan tetapi jarak mobil dengan tanah semakin pendek sehingga harus hati-hati saat melintasi jalan berbatu atau bergelombang karena mudah menggasruk (menyentuh) tanah
2. Memakai final gear ratio standar
Rata-rata mobil di indonesia memakai final gear ratio dibawah 5,00 bahkan banyak yang dibawah 4,5 nah dengan gear belakang yang kecil menyebabkan mobil bagus dalam speed akan tetapi kurang tangguh dalam membawa beban atau tanjakan. baca tentang final gear ratio disini
Nah solusinya adalah rubah final gear rasio menjadi sedikit lebih besar misalnya diatas 5,00 agar lumayan di tanjakan
3. Torsi/ spesifikasi mesin tidak cukup besar
Mesin mobil bagaimanapun juga memiliki peran yang sangat penting, paling tidak mobil kecil sampai menengah seperti avanza/ ertiga dll harus memiliki torsi 135 ke atas agar enak di tanjakan. Torsi yang kecil membuat mobil tidak mampu membawa beban, untuk masalah torsi ini rasanya sulit dimodifikasi kecuali swap mesin dengan mobil yang lebih bertenaga. Sebenarnya perubahan piston dan modifikasi mesin bisa dilakukan akan tetapi juga berresiko terhadap usia pakai mesin
4. Bobot mobil terlalu berat
Masalah beban ini pecinta otomotif sebenarnya sudah tahu karena selalu membawa mobilnya tiap hari, prinsipnya makin berat mobil makin susah menanjak. Mobil berpenumpang penuh berbeda dengan berpenumpang 1-2 orang.
Perhitungannya yakni rasio besarnya torsi dengan berat mobil, misalnya ertiga memiliki torsi 130 Nm, berak saat diisi penumpang adalah 1300 kg maka perbandingannya adalah 1: 10 (1 Nm untuk 10 Kg). Jika rasio torsi masih dibawah 11,0 itu tergolong enteng, lebih enteng lagi jika dibawah 10
4. Sistem penggerak
Meskipun tidak signifikan untuk jalanan normal akan tetapi kita juga harus mengetahui karakter sistem penggerak mobil, jika penggerak roda belakang lebih baik untuk tanjakan dibanding penggerak roda depan. Kalau 4WD sih lebih bagus untuk jalanan licin yang menanjak
5. Sistem transmisi
Sistem transmisi matic memang lebih nyaman di jalan perkotaan akan tetapi di jalan tanjakan mobil manual lebih baik, pada jalan turunan juga mobil manual lebih baik. baca cara menajak untuk mobil matic disini

6. Kerusakan mesin
Paling mudah mendeteksi kesehatan mesin adalah dengan melihat knalpotnya berasap atau tidak, jika knalpot berasap artinya ada yang bocor pada ruang bakar (silinder bermasalah/ rumah silinder baret) akibatnya banyak tenaga yang hilang sehingga tak kuat menanjak.
Solusi agar kuat menanjak?
Simple saja yakni:
1. Perkecil diameter roda (velg dan ban) jika memang kebesaran (resiko top speed berkurang)
2. modif final gear ratio (ring wheel lebih besar), pinion lebih kecil (resiko top speed berkurang)
3. Kurangi beban sampai rasio torsi dan beban 1:11
Learn more »

Faktor yang Mempengaruhi Mobil kuat di Tanjakan

Beberapa faktor yang pada mobil bisa mempengaruhi seberapa kuat mobil akan bisa melalui jalan tanjakan. Meskipun dengan mesin yang sama akan tetapi kadang beberapa mobil bisa lebih baik daripada mobil lain saat melewati jalan menanjak, hal ini bisa karena pemilik mobil memodifikasinya.
Nah apa saja yang perlu dimodifikasi atau faktor-faktor yang berpengaruh saat menanjak:
1. Tenaga/ Power
Power ini memiliki satuan HP atau Horse Power, meskipun bukan faktor utama pada mesin akan tetapi besan HP ini akan terasa saat kita melakukan akselerasi di tanjakan. Mobil dengan berat 1000 Kg sebaiknya memiliki tenaga diatas 100 Hp untuk bisa menanjak dengan baik
2. Torsi
Torsi ini merupakan ukuran kemampuan mobil membawa beban dengan satuan Nm (Newton Meter), Torsi ini ibaratnya kemampuan mobil bergerak dari keadaan diam sampai bergerak. Faktor paling menentukan pada mesin untuk menanjak ya ini torsi mobil (satuan NM atau Kgm), bisa dikatakan makin besar torsi maka makin tangguh di tanjakan.
Mobil dengan berat kosong 1000 Kg paling tidak harus memiliki Torsi diatas 135 Nm untuk bisa menjanjak dengan baik
3. Diameter Ban atau Roda
Makin kecil diameter roda sebenarnya makin tangguh dia menanjak, sebaliknya makin besar diameter roda maka dia makin lemah di tanjakan. Kemampuan menanjak berdasarkan besar kecilnya diameter (jari-jari) roda ini berbanding terbalik dengan top speed mobil karena makin besar diameter roda maka makin besar top speed atau kecepatan maksimum mobil, makin kecil roda maka makin sulit dia melaju cepat. Nah untuk menanjak mobil berbobot kosong 1000 kg paling tdak memakai roda dengan ukuran velg 14 atau 13 inch, dan memakai ban dengan dinding ban yang tidak terlalu tebal agar keseluruhan roda tidak terlalu besar. Misalnya memakai ban ukuran 185/65 R14
4. Gear Rasio Mobil
Gear rasio ini adalah ibaratnya perbandingan antara banyaknya gigi belakang dengan gigi depan, sama seperti motor mobil juga memiliki gear meskipun bentuknya berbeda, jika di motor makin besar gear belakang maka makin enteng di tanjakan, mobil juga seperti itu makin besar gear belakang maka makin bagus dia menanjak.
Biasanya perbandingan gear belakang dan dpan ini dinyatakan dalam angka, misalnya gear belakang memiliki gigi 41 dan gear depan 9 maka rasio gear dpean dan belakang adalah 41/9 = 4,55.
banyak orang beranggapan final gear rasio 4,55 belum enak buat menanjak, paling tidak untuk ringan ditanjakan gear rasionya harus diatas 5,125 atau gear belakang 43 dan gear depan 8, 41/8 = 5,125. Yang bagus untuk menanjak jika gear rasionya belakang 43 dan depan 8 atau 5,375 ke atas
5. Sistem penggerak
Untuk di jalan-jalan tanjakan terutama jalan agak rusak maka penggerak roda belakang banyak dikatakan lebih baik dari penggerak roda depan karena sifatnya jang mendorong bukan menyeret, meskipun di jalan aspal mulus penggerak roda depan dikatakan lebih stabil dan akselerasi lebih tinggi.
Biasanya untuk mobil offroad yang memang dipakai menanjak banyak memakai penggerak 4 roda sebagai optionalnya dan penggerak roda belakang sebagai penggerak standarnya.
Nah dari beberapa Hal diatas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor yang berpengaruh pada mobil untuk kuat/ tidaknya menanjak adalah:
1. Kemampuan mesin. hal ini diketahui dari besaran Torsi (Nm) dan Tenaga (Hp)
2. Diameter Roda, makin kecil roda makin enteng menanjak
3. Perbandingan Gear, makin besar gear belakang maka makin kuat mobil menanjak.
4. Sistem penggerak, lebih bagus sih 4 roda
Untuk membuat mobil kita lebih kuat menanjak kita bisa memodifikasi roda dan juga gear rasio, untuk roda ganti dengan yang kecil akan tetapi masih memiliki ketinggian yang cukup agar mobil tidak tersangkut pada jalan bergelombang/ polisi tidur
Modifikasi gear bisa dilakukan dengan mengganti gear belakang (ring gear) yang lebih besar, jika perlu gear depan (pinion) juga bisa dikecilin sedikit.
Nah untuk masalah mesin ini sudah tidak bisa ditingkatkan karena standar pabrikan, sulit membuat mesin yang aslinya 94 Hp menjadi 104 Hp... biasanya pecinta otomotif untuk meningkatkan kemampuan mesin melakukan swap mesin atau mengganti mesin dengan mesin mobil lain yang memiliki tenaga atau torsi lebih besar. Jadi jangan heran kalau ternyata jimny didalamnya tertanam mesin avanza, hal ini sering dilakukan.
Untuk sistem penggerak juga bisa dimodif dengan memakai sistem penggerak mobil lain meskipun biayanya juga mungkin cukup merogoh kocek
Learn more »

Mobil dengan Airbags tetap wajib pakai Sabuk Pengaman

Banyak pecinta otomotif yang beranggapan kalau mobil sudah dilengkapi airbags maka sudah aman dan tidak perlu lagi memakai sabuk pengaman saat jalan, padahal sebenarnya airbags akan bekerja dengan efektif jika dipadukan dengan sabuk pengaman. Hal ini seperti diungkapkan Iwan Abdurahman selaku kepala bengkel Toyota Astra Motor di Sunter Jakarta Utara
Peran airbags sebenarnya adalah untuk melindungi kepala (kecuali airbags pada bagian bawah dan samping jika ada), nah saat terjadi kecelakaan airbags ini akan melindungi kepala akan tetapi tubuh tidak akan terlindung karena kuatnya hempasan kedepan, besarnya hempasan kedepan efektif ditahan oleh sabuk pengaman mobil.
Saat tidak memakai sabuk pengaman maka kepala dan dada atas akan mendapat beban yang luar biasa akibat hempasan tubuh sehingga otot leher akan cidera. Selain cidera otot leher, tidak memakai sabuk pengaman juga akan sangat berbahaya terutama akan menyebabkan tubuh terbentur dengan bagian-bagian mobil yang ringsek (pilar mobil, body, dashboard, dll).
Iwan juga mengatakan bahwa pengamanan yang pertama dan paling penting justru sabuk pengaman, baru setelah itu sistem safety mobil lain akan berbicara misalnya rangka pelindung body, airbags, sensor jika ada, dan lian sebagainya.
Sabuk pengaman kini terbagi dua jenis, pada mobil-mobil lama sabuk pengaman bersifat statis dan manual artinya pengemudi menset dahulu kekencangan sabuk sebelum mengemudi, sabuk pengaman jenis ini tidak bisa mengencang dan mengendor sendiri maka harus dikencangkan sebelum perjalanan.
Sedangkan pada mobil-mobil baru sabuk pengaman secara otomatis, pengemudi hanya tinggal menarik dan memasangkan ujungnya maka sabuk pengaman akan menyesuaikan dengan ukuran tubuh, sabuk pengaman otomatis ini sangat enak dipakai (tidak ribet) dan juga tidak merepotkan tubuh, selama perjalanan sabuk tidak terlalu erat mengikat tubuh (seperti karet), akan tetapi jika terjadi hentakan maka sabuk secara otomatis mengunci, sedangkan saat kita bergerak halus misalnya maju kedepan untuk menyeting audio maka sabuk pengaman akan mengendor (nah enak bukan sabuk pengaman otomatis ini, harganya pun berkisar 250 ribu rupiah ga terlalu mahal). Sedangkan bentuk sabuk pengaman bermacam-macam ada yang dua titik, tiga titik, pangkuan, harness, dan lain sebagainya 
Learn more »

Tips Merawat Aki Mobil

Merawat aki basah pada mobil sebenarnya sangat mudah dan bisa dilakukan semua orang, bahkan karena mudahnya perawatan justru pemilik mobil menyepelekan dan membiarkan tanpa perawatan padahal peranan aki saat ini vital tak hanya untuk menstarter mobil akan tetapi aki saat ini banyak fungsinya misalnya menyirkulasikan oli transmisi sebelum di starter, menjalankan power window, spion elektrik, wiper, starter mobil , dan lain sebagainya. Mengingat urgensinya peran aki ini ada baiknya kita sesekali merawat kondisi aki kita.
Merawat aki mobil pada dasarnya ada 3 hal dasar yang dilakukan yakni: menjaga air aki, membersihkan kutub aki, menjaga tegangan/ stroom aki. Sedangkan secara detail adalah:
1. Menjaga volume air aki
yang dimaksud dengan menjaga air aki adalah jangan sampai aki kehabisan air, atau bisa dikata usahakan agar volume air aki tetap berada diantara level terendah dan lever tertinggi (ada garis pembatasnya). Jangan sampai di salah satu cell air terlalu penuh (kelewat tinggi) dan juga kelewat rendah (di bawah garis low).
Saat kebetulan membuka kap mesin cobalah tengok apakah ada salah satu cell yang kekurangan air? jika ada maka bukalah tutup untuk memasukkan air dan isilah dengan air (air biasa/ aqua juga bisa)
2. Menjaga kebersihan kutub aki (terminal aki)
Kutub-kutub aki ada dua yakni negatif dan positif, nah kadang-kadang ada kotoran semacam serbuk putih pada kutub-kutub aki, kotoran ini bisa menyebabkan aliran listrik dari aki tidak tersalur sempurna ke kabel aki sehingga mengganggu sistem kelistrikan secara keseluruhan.
Selain itu jika ada kerak juga langsung bisa dibersihkan sekalian, nah cara membersihkannya dengan sikat besi yang bisa dibeli di toko bangunan...cukup murah harganya
3. Menjaga arus atau tegangan aki
Tegangan aki yang baik (normal) berkisar di angka 12-13 volt, bisa diukur dengan voltmeter. Jika ternyata tegangan sudah turun misalnya 11 volt maka coba di strumkan, jika ternyata masih kembali ke 11 volt maka aki memang sudah minta adik (ganti)
4. Tempat duduk aki presisi
Sebisa mungkin dalam meletakkan aki benar-benar presisi pada tempatnya sehingga saat mobil berjalan aki tidak goyang-goyang yang menyebabkan kaitan pada terminal (kutub aki) menjadi renggang atau lepas (pastikan aki pada tempatnya, dan pastikan penguncinya kuat), selain itu pastikan pula kabel aki benar-benar menempel pada kutub aki dengan cukup kuat
5. Hindari modifikasi berlebih
Hindari modifikasi komponen tanpa memperhitungkan kelistrikan mobil, misalnya mengganti lampu dengan halogen atau mengganti speaker dengan yang berdaya tinggi sementara sistem kelitrikan tidak dirubah (hal ini secara signifikan akan membuat aki mudah habis dan soak).
Jika ingin mengganti atau menambah komponen kelistrikan yang lebih sebaiknya berkonsultasi dengan bengkel terlebih dahulu agar sistem kelistrikan menuju komponen tersebut disesuaikan misalnya dengan pengaturan sekering tertentu atau yang lain (yang jelas tidak boleh sembarangan). Karena admin pernah mengalami hanya dalam 1 minggu aki habis karena mengganti bohlam dengan halogen, dan rusak sudah akinya.
Learn more »

Ini Efek sering Ganti Merk Oli

Oli mobil memang harus selalu diganti setiap beberapa ribu km tergantung kualitas oli, kebanyakan produsen oli terkenal (shell, pertamina, federal, dll) saat ini menganjurkan penggantian tiap 10 ribu km sekali meskipun pihak bengkel kadang menyarankan antara 5000-7000 km (jika jalanan sering macet). Nah lalu yang jadi pertanyaan bagaimana jika kita sering berganti merk oli? apakah boleh atau tidak..
Ada dua pendapat mengenai hal ini, ada yang mengatakan tidak apa-apa (boleh-boleh saja) dan ada yang mengatakan tidak boleh sering berganti merk oli karena perbedaan kualitas/ formula masing-masing pabrik.
Seperti diungkapkan oleh Acin, kepala mekanik Aneka Mitra Bengkel di Jakarta Barat bahwa sering berganti merk oli sebenarnya tidak masalah/ tidak apa-apa karena sebenarnya oli produen terkenal telah memakai standar tertentu yang sama misalnya kekentalannya (SAE JASO MA), yang membedakan hanya spesifikasi dan kualitasnya saja misalnya antara shell dan pertamina jika sama-sama memakai 10w-40 SAE artinya keduanya tidak masalah jika sering bergantian. Yang penting bukan oli palsu, ungkapnya
Akan tetapi pendapat lain datang dari Mardiani Indriastuti sebagai Kepala Departemen Produk PT. Federal Karyatama (Oli Federal) yang menyatakan bahwa sebenarnya oli yang dibuat produsen terkenal itu sudah bagus, pasti sudah sesuai standar secara international, akan tetapi tiap perusahaan pasti memiliki formula yang berbeda untuk membuat oli.
Oli sintetis bahkan dibuat dari campuran ratusan bahan sehingga tetap ada sedikit perbedaannya, misalnya oli A dipakai lebih enteng dari oli B padahal secara spesifikasi sama, nah ini adalah tergantung campuran material dan zat aditif yang dipakai.
Setiap mengganti oli pasti ada sisa oli yang melekat pada komponen di dalam mesin misalnya piston, batang silinder, dll. Bahayanya jika sering berganti oli sisa oli yang masih di dalam mesin tersebut akan bercampur dengan oli baru yang memiliki kandungan kimia berbeda, hal ini bisa menyebabkan residu/ endapan berupa jell atau seperti balsem dan bahkan mungkin juga menjadi kerak, ungkap Iwan Abdurrahman, Kepala Bengkel Toyota Astra Motor.
Menurut sebagian orang lebih amannya saat akan mengganti oli bari dengan melakukan flashing atau pembilasan terlebih dahulu, yang dimaksud flashing adalah saat oli lama dikuras akan ada sisanya di dalam mesin lalu masukkan oli baru dan hidupkan mesin agar oli lama dan baru bercampur kemudian kuras kembali. Terakhir isi dengan oli baru dan selesai
Kalau admin www.mobilku.org memilih pendapat yang tengah-tengah artinya tidak apa gonta-ganti merk oli asalkan tidak terlalu sering (sengaja gonta-ganti), jika hanya untuk mencari mana oli yang cocok memang perlu mencoba oli lain (dengan spek yang direkomendasikan produsen mobil) meskipun sebenarnya kita cukup memakai oli yang disarankan mekanik bengkel resmi.
Nah mengganti oli mesin dengan merk yang berbeda boleh saja asal tidak terlalu sering dan dengan spesifikasi yang diminta pabrikan mobil, oli yang dipakaipun asli dan dari produsen terkenal (punya reputasi/ nama baik).
www.mobilku.org mengatakan seperti itu karena pernah mengalami sendiri saat sebelumnya memakai oli prima xp 20w-50 (di bengkel biasa), kemudian ke bengkel remi disarankan memakai oli mereka (lupa merknya) dengan spek 10w-40. Pihak bengkel juga langsung menggantinya tanpa flashing, nah bahkan bengkel resmi mengganti merk oli juga kekentalannya bahkan tanpa flashing. (artinya boleh dong), ternyata terbukti tarikan mobil terasa jauh lebih enteng :-)
Learn more »